[Movie Review] Qodrat

 



Judul: Qodrat

Sutradara: Charles Gozali

Pemain: Vino G. Bastian, Marsha Timothy, Maudy Effrosina, Keanu Azka Briansyah, Jason Bangun, Randy Pangalila, Cecep Arif Rahman

Genre: Horror - Religious - Action

Durasi: 102 menit

Tahun Rilis: 2022

Platform OTT: -



"Seorang ustaz pulang ke kampung halaman dan menemukan iblis yang telah merenggut kehidupannya kini menghantui seluruh desa."



[Paragraf 1: Pembukaan] 

Di tengah gempuran film-film horor lokal, baik yang merupakan hasil adaptasi gim seperti Pamali (Bobby Prasetyo), sebuah remake semacam Kalian Pantas Mati (Ginanti Rona), ataupun cerita asli layaknya Inang (Fajar Nugros), Rapi Films bekerja sama dengan Magma Entertainment, Ideosource Entertainment, Astro Shaw, Caravan Studio, dan Dunia Mencekam Productions, turut menghidangkan sajian horor ke khalayak: Qodrat.


Bertema kerasukan dan pengusiran setan, Qodrat memiliki tantangan agar sebisa mungkin menghindari scene-scene menjerit histeris yang terasa berulang dan begitu-begitu saja yang akhirnya berujung membosankan. Tim di balik layar Qodrat, untungnya, tampak paham akan situasi ini dan menggunakan berbagai macam cara untuk mengantisipasi berbagai hal tidak diinginkan demi ‘kesenangan’ penonton.


Misalnya, lewat prolog-nya Qodrat berhasil mencuri perhatian berkat penggunaan POV orang pertama. Pada bagian ini Qodrat tanpa basa-basi menunjukkan keseriusannya menggarap horor yang menarik, tidak tanggung-tanggung dari segi kreativitas (meski terasa sedikit berlebihan) dan teknis, lengkap kejutan di penghujung adegan.


Sedikit di luar kebiasaan film-film horor bagus yang kerap menghabiskan sepertiga durasi membangun drama, Qodrat justru membabi buta menampilkan perjalanan horornya. Bukan berarti Qodrat termasuk film seram murahan dengan parade penampakan. Qodrat jelas berada di atas rata-rata. Penggabungan unsur drama, religi, dan laga yang diselipkan dengan sangat baik di antara pertunjukkan horor yang penuh kejutan dan bisa dikatakan cukup segar di film horor tanah ini mendapat porsi yang pas dan memiliki momen masing-masing. 


Unsur religi Qodrat di luar dugaan tidak terasa seperti pemanis semata. Qodrat justru menjadi semakin serius, menakutkan dan nyata ketika membahas perseteruan iblis dan manusia dalam balutan agama. Penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an di film ini tidak sembarangan melainkan mampu mewakili situasi dan kondisi pengadeganan yang berlangsung. Qodrat bahkan repot-repot menyediakan terjemahan agar penonton paham makna setiap kalimat Arab yang dilontarkan sehingga menciptakan esensi yang lebih kuat.


Adegan-adegan aksi yang merupakan salah satu inovasi agar Qodrat tampak berbeda pun tidak bisa disepelekan. Koreografi pertarungan yang dikembangkan langsung oleh Cecep Arif Rahman (The Raid 2: Berandal, 2014) dikawinkan penggarapan Charles Gozali (Juara, 2016) berhasil menyajikan momen-momen seru sekaligus mendebarkan. 


Bagian dramanya tak perlu ditanya. Sebagian besar keberhasilan Qodrat ditopang oleh kualitas akting memukau para pemainnya, mulai dari jajaran utama seperti Vino G. Bastian (Miracle in Cell No. 7, 2022) dan Marsha Timothy (Noktah Merah Perkawinan, 2022) hingga pemeran pendukungnya tak terkecuali yang mendapat waktu tampil sedikit, seperti Agla Artalidia (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, 2019), Adelheid Bunga, dan Eduwart Manalu (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, 2021) yang berperan sebagai anggota keluarga Tanti. Di antara penampilan-penampilan apik ini yang paling mencuri perhatian adalah Maudy Effrosina (Cinta Subuh, 2022) yang berandil besar menarik simpati penonton.


Satu hal yang terasa cukup mengganggu saat menyaksikan Qodrat adalah dialog karakternya (saat kerasukan) terkadang tidak terdengar begitu jelas sehingga mengaburkan informasi dan berujung mengurangi sensasi. (🎬 3.5 / 5)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages