[Movie Review] Choose or Die



Judul: Choose or Die

Sutradara: Toby Meakins

Pemeran: Iola Evans, Asa Butterfield, Robert Englund, Angela Griffin, Ryan Gage

Durasi: 85 menit

Genre: Horror

Tahun Rilis: 2022

Platform: Netflix


“Seorang teknisi perempuan menemukan sebuah game retro yang mampu memengaruhi realita dan memaksanya memilih antara menyakiti orang lain atau mati.”



Kehadiran Choose or Die mengingatkan pada film Ringu (Hideo Nakata, 1998) dan One Missed Call (Takashi Miike, 2003) yang juga membicarakan kutukan yang disematkan pada sebuah teknologi, pun juga memiliki bekal untuk menjadi film bagus seperti keduanya ataupun seru dan ‘menyenangkan’ ala franchise Final Destination (2000 - 2011). Ditambah kehadiran Asa Butterfield seorang bintang naik daun berkat penampilannya di serial peraih berbagai penghargaan Sex Education (Laurie Nunn, 2019 - sekarang) dan Robert Englund salah seorang ikon horor, seharusnya tim di balik layar menggarap film ini lebih serius, tetapi tampaknya ambisi film ini melebihi upaya eksekutornya sehingga Choose or Die bahkan belum bisa disandingkan dengan setidaknya Truth or Dare (Jeff Wadlow, 2018) yang punya banyak kekurangan di sana-sini tetapi memiliki unsur fun yang cukup.


Choose or Die diawali dengan pengadegan yang cukup apik, bahkan opening credit-nya efektif bercerita. Kendala film ini adalah memiliki sebuah judul yang berani, tetapi sayangnya tidak dengan trio penulis naskahnya, Simon Allen, Toby Meakins, dan Matthew James Wilkinson, saat diminta menempatkan karakter kesayangannya dalam bahaya. Ancaman permainan yang diberikan kepada karakter utama dan orang terdekatnya terasa kurang menantang jika dibandingkan ancaman yang hanya berhubungan dengan orang-orang asing sekali lewat yang berhasil membuat bergidik ngilu, padahal sebagaimana juga diketahui para karakternya bahwa tingkat permainan game retro bernama Curs>r ini semakin lama semakin tinggi. Ambisi ingin menampilkan kejadian-kejadian serba wah di film ini pun sayangnya bertabrakan dengan pace film yang cepat. Alih-alih menjadi istimewa, pengadeganannya terasa mendadak dan berlalu begitu saja apalagi ketiga penulis naskahnya enggan menjabarkan (hubungan antar) karakternya dengan lebih layak. (🎬 2.5 / 5)  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages