[Review] The Nun

Directed by Corin Hardy
Cast: Demián Bichir, Taissa Farmiga, Jonas Bloquet, Bonnie Aarons, Ingrid Bisu, Charlotte Hope, Sandra Teles, August Maturo, Jack Falk, Lynnette Gaza, Ani Sava, Michael Smiley, Gabrielle Downey, David Horovitch, Tudor Munteanu

Sinopsis:
Father Burke (Demián Bichir) dan Sister Irene (Taissa Farmiga) diutus Vatikan untuk menginvestigasi tragedi seorang biawati yang bunuh diri di Romania.

---

Sebenarnya beberapa jam sebelum menonton filmnya, saya sudah memilah-milah desain poster mana yang ingin saya gunakan dalam postingan ini. Awalnya, saya tertarik pada setengah wajah Valak yang hampir memenuhi keseluruhan layout lengkap dengan background hitam yang menambah kesan seram, ataupun pada versi di mana seorang suster putih dan seorang pendeta bertopi sedang menatapi sebuah biara besar dengan seorang suster gelap berdiri di pintu depan, yang terkesan artistik namun misterius. Selesai menonton filmnya, (dengan berat hati) saya meninggalkan keduanya. Lantas menggunakan poster yang tadinya sempat saya hindari.

Sebagaimana yang kita tahu, The Nun merupakan spin-off lain dari Conjuring Universe setelah Annabelle. Mengambil setting paling awal di antara para pendahulunya, The Nun menawarkan asal-usul sosok fenomenal yang sebelumnya telah diperkenalkan lewat The Conjuring 2 arahan James Wan. Valak. Satu yang saya suka dari film ini, The Nun ada bukan sekadar unjuk gigi bahwa ia mampu berdiri sebagai film sendiri, melainkan juga memberikan referensi ke film terdahulunya, semacam flashback dan bahkan cross over yang nantinya akan menguatkan hubungan universe-nya.

The Nun adalah film yang berbeda dibandingkan pendahulunya. Tone-nya tidak seram, melainkan lebih “terang” sebagaimana posternya. Dalam film ini kita akan melihat grading rumput yang hijaunya segar, sinar matahari yang merembes masuk di sela dedaunan dengan cara yang menyenangkan. Tidak akan ada remang-remang yang benar-benar kelam. Kegelapan dalam film ini ditemani cahaya biru rembulan ataupun sinar lentera yang benderang. Tak hanya itu, kita akan ditemani dua dari tiga tokoh utama yang digambarkan periang, lengkap dengan jokes. Sesuatu yang fresh dan menarik memang, mengingat kapan lagi kita akan bertemu dengan orang-orang seperti ini (diperankan dengan menawan oleh Taissa Farmiga dan Jonas Bloquet) dalam franchise film horor yang biasanya dipenuhi dengan karakter murung dan masa lalu yang gelap?

Namun hal ini tentu saja memiliki dampak bagi keseluruhan film. The Nun tidak bisa bekerja seefektif pendahulunya dalam memberikan atmosfer yang tidak menenangkan, meskipun ada setidaknya 2 jump-scare yang bekerja baik. Penampakan Valak hampir tak memberikan dampak apapun bahkan ketika ia menunjukkan wajah di layar. Alih-alih membuat takut melainkan membuat kening berkerut dan bertanya-tanya apa yang sedang ia lakukan di sana. Misteri yang ditawarkan The Nun pun sebenarnya cukup mengikat; who’s Valak? and who the hell were those people inside the abbey?! Meski disayangkan, jika mengulik apa motivasi Valak dalam menakut-nakuti padahal ia jelas bisa mencekik, dan kenapa ia tidak menunjukkan wujud aslinya, kita tidak bisa menemukan jawaban yang memuaskan. 2.5 stars (out of 5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages