Directed by Kimberly Peirce
IMDB Rating: 6.4 / 10
Carrie White (Chloƫ Grace Moretz) adalah seorang gadis lugu
dan pemalu, mendapat haid pertamanya di sekolah menengah atas–ia bahkan tidak
mengetahui ada situasi semacam itu untuk setiap wanita. Sejak saat itu Carrie
mampu menggerakkan benda-benda jika ia memfokuskan pikirannya; telekinesis.
Suatu hari, perkelakukan teman-temannya–yang selalu
menertawakannya–begitu mempermalukannya di sebuah pesta prom yang seharusnya
adalah awal dari kebahagiaannya. Carrie marah dan tidak bisa memaafkan mereka.
Carrie merupakan sebuah remake
dari film berjudul sama di tahun 1976 (film sebelumnya disutradarai oleh Brian
De Palma dan berhasil mendapat nominasi Academy
Awards kategori Best Actress in
Leading Role untuk Sissy Spacek sebagai Carrie serta Best Actress in Supporting Role untuk Piper Laurie sebagai Margaret
White) yang diadaptasi dari salah satu novel mengerihkan karya Stephen King.
Menceritakan kisah tentang seorang anak dari keluarga religius dalam menghadapi
tingkah lingkungannya di tengah kemampuan luar biasa yang didapatnya.
Berbeda dengan film pendahulunya yang dibuka dengan satu
pertandingan voli, Carrie arahan Kimberly Peirce ini mengambil adegan dimana
sang Ibu (Julianne Moore) melahirkan Carrie tanpa bantuan siapapun. Di awal
film ini, dari bagaimana suasana menegangkan dibangun dari teriakan
ketakutan–akan apa yang terjadi–oleh sang Ibu dan kemudian masuk ke lingkungan
gelap, dialog putus asa, kemungkinan kejadian buruk yang akan terjadi, hingga
tulisan ‘Carrie’ berlumuran darah disertai sound
mengerihkan, sudah cukup jelas menerangkan bahwa sang sutradara menginginkan
sesuatu yang lebih ‘gelap’ dari film sebelumnya.
Untuk cerita, ada beberapa perbedaan antara versi ini dan
sebelumnya–dengan tetap berdasarkan buku dan berpuncak pada mimpi buruk kota;
versi ini lebih disesuaikan dengan zaman yang sudah kekinian. Terutama untuk
bagian klimaks dan ending yang merupakan ‘sesuatu’ sebagai remake.
Akting dua pemain utama dalam film ini, yaitu Chloƫ Grace Moretz
dan Julianne Moore sangat luar biasa. Keduanya bisa mendalami perannya
masing-masing dengan begitu apik; bagaimana Chloƫ menjadi anak lugu yang
dianggap aneh dan kemudian ingin menjadi ‘normal’ seperti yang lainnya, dan
Julianne Moore yang religius–dan kadang terlihat mengerihkan. Jika kita
bandingkan antara film ini dengan film sebelumnya, ada perbedaan mendasar dalam
karakter Carrie White, yang mana tidak bisa kita putuskan begitu saja mana yang
lebih baik apakah versi ini atau sebelumnya–ini tergantung selera, Sissy Spacek
dan Chloƫ Grace Moretz luar biasa; untuk versi Brian De Palma, Carrie lebih
dibawa pada seorang gadis yang lembut juga tidak terlalu memperdulikan kekuatan
telekinesisnya hingga akhirnya ia ‘terpaksa’ menggunakannya dan boom! Sementara untuk Carrie arahan
Kimberly Peirce, Carrie terlihat sangat menikmati perubahan pada dirinya hingga
ia sering melawan dan terlihat lebih kelam. Hanya saja, banyak orang merindukan
karakter Carrie yang dibawakan Sissy Spacek di tahun 1970-an dan masih
terngiang akan penggarapan ala Brian De Palma di film tersebut hingga sedikit
mengecewakan mereka ketika menonton versi ini.
Selain mempertahan kualitas dari pemainnya dan cerita yang
tak hanya berfokus pada telekinesis melainkan konflik ini-itu, film ini juga
memperbaiki beberapa hal teknis seperti pengambilan gambar dan juga efek hancur
lebur sehingga lebih menarik. Di sini mereka akan menggunakan teknik slow motion di satu scene yang membuat kita lebih puas sebagai penonton. Secara
keseluruhan Carrie arahan Kimberly Peirce adalah film yang sempurna–tanpa
membandingkannya sebagai sebuah remake.
---
kasian juga sih setiap kali ada film remake selalu dianggap lebih jelek dibanding film sebelumnya padahal sebenernya enggak juga, mungkin penontonnya aja yang masih kebawa suasana film lama, toh namanya juga remake kan
BalasHapus