[Review] Star Trek Into Darkness 3D

Directed by J.J. Abrams
Rating IMDB: 8.4 / 10

Setelah berekspedisi di planet Nibiru dengan mengalami banyak kejadian menegangkan, kapal Enterprise kembali ke Bumi dengan segala kru-nya untuk memberikan sebuah laporan perjalanan. Dengan suatu alasan Kapten Kirk (Chris Pine) diturunkan pangkatnya dan harus kehilangan Enterprise.
Spock (Zachary Quinto) adalah ‘pelaku’-nya. Ia membocorkan sesuatu yang menurut Kirk tidak harus dikatakan. Kerenggangan pun terjadi di antara keduanya. Tak sampai disitu, kejadian Nibiru ternyata juga membuat Uhura (Zoe Saldana) yang memiliki status sebagai kekasih Spock, memutuskan untuk merenggangkan hubungan.
Di tengah banyaknya masalah, sebuah ledakan besar datang tak diduga, menghancurkan bank data Starfleet hingga membuat para petinggi langsung membentuk pertemuan demi sebuah rencana. Namun itu semua hanyalah apa yang sudah direncakan oleh si pelaku. Serangan lain terjadi.
Kapten Kirk kemudian ditugaskan kembali untuk menangkap John Harrison (Benedict Cumberbatch), salah satu agen terbaik Starfleet yang dipastikan adalah dalang di balik semua ini. Dengan dipersenjatai 72 buah torpedo proton, kru Enterprise pergi menuju pada satu orang yang bisa menghancurkan seluruh awak kapal mereka.

---

‘Star Trek Into Darkness’ merupakan sekuel dari ‘Star Trek’ (2009) oleh sutradara yang sama, JJ. Abrams. ‘Star Trek’ sendiri merupakan reboot dari sebuah TV-series populer di tahun 1968 berjudul sama.
Masih bercerita tentang usaha penemuan planet baru yang memungkinkan para makhluk hidup untuk tinggal di dalamnya, ‘Star Trek Into Darkness’ hadir dalam format 3D dan konflik baru. Dibuka dengan adegan penjelajahan kru Enterprise di planet baru bernama Nibiru, ‘Star Trek Into Darkness’ tampil sangat berkesan dengan pemandangan tak biasa untuk ukuran planet yang didiami makhluk hidup.
Dari segi cerita, ‘Star Trek Into Darkness’ tentu saja memanjakan para penonton setia ‘Star Trek’ namun tampak sedikit tak peduli dengan para pendatang baru. Orang-orang yang baru saja menonton film ini akan sedikit kewalahan dengan banyaknya sekali tokoh yang harus diingat nama dan perannya serta istilah-istilah ruang angkasa ‘aneh’ yang memenuhi alur cerita yang cepat.
Dan, seakan ingin meringankan beban mereka yang baru saja menjadi bagian dari franchise ‘Star Trek’, Abrams selaku sutradara menyajikan banyak sekali humor-humor cerdas yang membumbui diantara konflik. Film ini tahu situasi, ia bisa membuat penonton tegang ataupun tertawa–bahkan sekaligus keduanya–di saat diperlukan. Untuk ukuran film berduarasi sekitar dua jam, film ini tidaklah membosankan. ‘Star Trek Into Darkness’ justru seru dengan kombinasi cerita, kualitas akting, humor, dan penggambaran apik luar angkasa, kota, serta kekacauannya.
Efek 3D yang ditawarkan film ini pun sangat mendukung. Kita tidak hanya sebatas melihat film dari sebuah kacamata yang tidak memiliki fungsi apapun selain menggantung di depan wajah. Di film ini kita akan merasakan bagaimana terbang di ruang angkasa bebas, diserang suku pribumi dari planet bernama Nibiru, menggelegaknya lava gunung berapi, serta kesengitan serang-menyerang antar kelompok.
Bagaimanapun, bagi Anda penggemar film sci-fi terutama ‘Star Trek’ ataupun sekadar ingin merasakan terbang di angkasa lepas dan berada di antara orang-orang yang sedang berperang, ‘Star Trek Into Darkness’ bisa menjadi sebuah pilihan.

---


Tags :  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages