-Candra’s Death
Kamar itu gelap tanpa pencahayaan selain malam yang bertengger di jendelanya yang sekarang terbuka. Tirai mengepak-ngepak tak tentu arah dengan cukup keras karena migrasi angin yang sedang kencang-kencangnya. Pemilik kamar itu, Candra, tertidur sangat pulas sampai-sampai tak menyadari seseorang telah merusak satu bagian kamarnya.
Satu sosok yang sedari tadi mengamati baringannya keluar dari sudut bayang kegelapan kamar, bergerak maju untuk segera menuntaskan pekerjaan berburunya malam itu. Dengan pelan tapi tenang dia mendekati ranjang dan berhenti pada satu sisi dengan membelakangi jendela.
Dia seorang wanita
dengan latar mematikan, tengah memiringkan kepalanya demi menangkap ekspresi wajah
anak delapan tahun yang menengadah tanpa membuka mata ke arahnya. Lalu tanpa
menunggu apa-apa lagi, termasuk menimbang-nimbang tentang rasa kemanusiaan dan
tentang gaduh yang diciptakan temannya di lantai bawah, ia menyalakan gunting
rumputnya dalam kamar. Segera ia dan kedua tangannya menghunuskan benda itu
pada tenggorokan Candra. Sangat kuat dan pasti, sampai-sampai ia bisa merasakan
dan dengar bagaimana tulang-tulang di leher itu patah karena ditembus. Candra
melotot di akhir kematiannya.
Bagaimanapun
orang-orang asing sepertinya ini tidak akan suka dengan akhir yang biasa.
Mereka butuh ‘sentuhan’ lebih untuk menakuti malam. Wanita itu menggeser
gunting besar yang tadinya menusuk tepat di tengah leher menjadi ke kanan
hingga memotong habis pada perbatasannya. Darah dengan tambah cepat merembes. Merusak
malam dengan cipratan amis yang berserakan. Sisanya yang ia lakukan pada anak
itu adalah menggenggam rambutnya, menariknya kuat ke kiri, pada daging leher yang
masih menyanggahnya disana dan menjadikan sah anak itu kehilangan kepalanya.
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar