Arwah tak tenang seorang kakek
penggali kubur yang tak dikebumikan dengan layak oleh penduduk sekitar
menghantui sebuah perkampungan dengan penampakannya yang tak sekadar datang; ia
membunuh.
Duta (Zaki Zimah) sedang dalam
perjalanannya ke kampung halaman, bertemu dengan teman – teman sepermainan (Adam
Zidni dan Rizky Mocil) yang sekarang tengah bekerja sebagai ‘tour guide’ yang kebetulan sedang ingin
mengantarkan dua gadis pendatang dari kota (Herfiza Novianti dan Febriyane Ferdzilla)
untuk berarung jeram. Ditambah seorang penumpang lain yang mereka jumpai di
jalan, mereka berangkat ke tujuan.
Setibanya disana, mereka menginap di
hutan dan disana pula awal mereka bertemu dengan sang arwah. Mitos tentang
seorang kakek yang membawa maut di ujung cangkulnya pun dimulai.
---
Setelah mendatangkan mitos Nenek Gayung ke layar lebar, kini Nuri Dahlia yang masih bekerja sama dengan Movie Eight dan Unlimited Production kembali menghadirkan sebuah mitos ke dalam
format horror comedy yang didengung –
dengungkan sebagai sekuel dari film sebelumnya, Kakek Cangkul –suami Nenek
Gayung.
Di kursi pemain sendiri, Nuri –masih- memasang
Zaky Zimah beserta pemeran emak, sang pengamen, dan sang dukun sebagai
identitas yang menunjukkan bahwa penonton sedang menikmati sebuah film lanjutan
dengan pendatang baru Adam Zidni, Rizky Mocil, Herfiza Novianti dan Febriyane Ferdzilla.
Film sekuel memiliki kesulitan
tersendiri sebagai film lanjutan, dimana film tersebut harus tampil lebih
daripada pendahulunya dan tak jarang menuai kekecewaan termasuk Kakek Cangkul
ini –seperti yang saya takutkan.
Beberapa penonton yang menyaksikan
film ini adalah mereka telah menonton film sebelumnya –tampak dari respon
mereka yang mungkin hanya akan dimengerti setelah menonton film pendahulunya-
menunjukkan bahwa Nenek Gayung telah berhasil membawa mereka untuk kembali
hadir ke dalam sebuah sekuel yang sayangnya mengecewakan.
Banyak aspek – aspek penting yang turun
–bahkan hilang- dari film pendahulunya. Adegan demi adegan terasa sangat
dipaksakan (bahkan pada Zaky Zimah sendiri yang notabene-nya adalah penyukses
dalam Nenek Gayung) hanya demi sebuah kelucuan, dialog – dialog antar pemain sering
tumpang tindih dengan berbagai komedi ‘aneh’, dan juga –yang menurut saya paling
penting- tata kamera yang sebelumnya bisa dibilang baik, kini bisa dibilang
buruk. Belum lagi flashback yang
dinilai gagal dengan penjejalan alur yang tidak konsisten -ada ketidaksesuaian
cerita antara film ini dan film Nenek Gayung.
Hal – hal yang bisa diharapkan dalam
film ini adalah –justru- pada pendatang barunya -Herfiza Novianti dan Adam Zidni- yang tampak
hadir sebagai penyimbang diantara pemain – pemain ‘heboh’ dengan akting mereka
yang terlihat lebih natural dari yang lain, beberapa gambar yang masih layak
dibilang bagus serta komedi yang sering membuat gelak tawa –termasuk pertemuan
mengejutkan antara Kakek Cangkul dan Nenek Gayung- walau beberapa diantara
terasa ‘aneh’.
Dengan rating remaja-nya, Nuri Dahlia
kembali menghadirkan sebuah cerita mitos di bioskop kesayangan anda.
>> trailer
Tags : kakek cangkul, horror-comedy
>> trailer
Tags : kakek cangkul, horror-comedy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar