Bungkuk. Berambut putih panjang yang tertutup
oleh kerudung. Wajahnya hitam karena busuk, sama seperti anggota tubuh yang
lain. Suaranya tua. Berat. Memanggil sembarang orang yang ditemui di kesunyian dari
sisi yang mengerihkan –belakang- untuk segera memandang. Dia membawa sebuah
gayung yang terbuat dari batok yang dibelah dua dan juga sebuah tikar panjang
yang hampir menyamai tingginya. Nenek gayung.
Ketika kau melihatnya kau akan dibawa ke
‘tempat khusus’ untuk dimandikan. Setelah itu kau hanya perlu menunggu untuk menemukan
dirimu mati dalam tujuh hari dengan badan penuh luka.
Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa sosok
nenek misterius itu?
---
Film ‘Nenek Gayung’ disutradarai oleh
Nuri Dahlia, diproduksi oleh ‘Movie Eight’ beserta ‘Unlimited Production’ dan diperankan
oleh Zaki Zimah, Nikita Mirzani, 703 Richard, dan Yadi Sembako.
‘Nenek Gayung’ dibuka dengan adegan
yang tepat. Dimana sang nenek sudah tergeletak tak berdaya di sebuah ranjang
bambu untuk segara dimandikan sementara sang kakek –suaminya- berdialog sendiri
di samping. Suasana yang dibangun cukup mencekam dengan tata artistik, suara,
dan gambar yang terasa pas, sehingga menghasilkan pembuka yang cukup
menjanjikan.
Cerita ‘Nenek Gayung’ sendiri
mengadopsi film sejenis ‘The Ring’, dimana bagi yang ‘menemukannya’ akan diberi
waktu selama tujuh hari sebelum mati. Dan kesamaan lain dari keduanya –dan kebanyakan
film lainnya- adalah pemeran utama mengalami kejadian tersebut, sehingga mau
tak mau penonton digiring pada apa yang sebenarnya terjadi pada korban
sebelumnya dan harus menemukan cara bertahan paling ampuh untuk segera keluar. Hanya
saja perbedaan dari keduanya adalah tujuh hari dalam ‘Nenek Gayung’ pastinya
dihiasi humor – humor cerdas yang memancing tawa, tidak seperti ‘The Ring’ yang
nyatanya penonton diajak untuk ikut berpikir demi menyusum puzzle yang beserekan. Teknik pengambilan gambar dalam film ‘Nenek
Gayung’ ini patut diacungi jempol jika dibandingkan dengan film – film sejenis.
Kita ditawarkan pada angel – angel tak biasa dalam sebuah horror comedy yang
biasa terkesan asal – asalan dan rendahan, apalagi ketika sang sutradara
memutuskan untuk menge-shoot pemandangan senja kota. Nice!
Jujur, salah satu faktor yang membuat saya
menonton film ini –selain rasa penasaran saya tentang seorang nenek yang kurang
kerjaan bawa gayung kemana - mana- adalah kategori yang diberikan untuk film ini
adalah ‘remaja’. Kita tahu sendiri bagaimana jadinya jika film – film horror
Indonesia memiliki kategori ‘dewasa’. You
know what I mean. Berbeda dengan ‘Rumah Dara’ yang memang harus diberi
label ‘dewasa’ karena penyajian gore–nya
tingkat tinggi.
Walau masih bisa dibilang film yang
satu ini tidak lepas dari unsur keseksian pemain wanitanya –setidaknya lebih ‘aman’
dari film horror Indonesia kebanyakan- film ini bisa dibilang menyegarkan. Diperkuat
dengan akting Zaki Zimah yang sudah bolak - balik melintang di horror comedy,
film ini mendapatkan tujuannya; membuat penonton tertawa. Belum lagi pemain –
pemain lain yang dikontrol sedemikian rupa sehingga memiliki peran yang sama
gilanya.
Film ini perlu ditonton bagi Anda yang
ingin memberi angin segar ke dalam pikiran yang sudah jenuh ditumpuki pikiran –
pikiran berat. Beberapa adegan comedy-nya tidak biasa, sampai – sampai terngiang
di luar gedung bioskop hingga membuat kita tertawa sendiri membayangkannya. Dijamin
bikin ngakak! Dan juga, di akhir film kita akan melihat seperti apa gambaran sosok setan berikutnya yang bakal tampil dalam sekuel 'Nenek Gayung' ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar