Directed by Gareth Edwards
IMDB Rating: 8.5 / 10 (diakses pada 15
Mei 2014)
1998. Sebuah spora dorman ditemukan di
Filipina. Saat itu para peneliti belum mengetahui apa yang nantinya akan mereka
temukan dari sana hingga lima belas tahun kemudian spora dorman lain di Jepang
menetaskan seekor monster raksasa bernama MUTO (Massive Unidentified Terrestrial Organism) yang haus akan radiasi dan menghancurkan
banyak kota. Dan di saat bom-bom nuklir manusia hanya akan membuat sang MUTO
semakin dewasa dan kuat, sesuatu dari dalam dasar laut bangun dan menyatakan
keturutsertaannya dalam perang. Godzilla.
---
‘Godzilla’ merupakan sebuah reboot dari film berjudul sama (Roland
Emmerich, 1998) yang kini disutradarai oleh Gareth Edwards. Bercerita mengenai
Godzilla yang tak lagi menyebabkan kericuhan di daratan Bumi melainkan justru
melindunginya, film ini siap mengubah alur cerita dan mengembalikan image Godzilla yang mungkin selama ini
tidak pernah kita ketahui.
Dari segi cerita, ‘Godzilla’ arahan
Gareth Edwards menawarkan sesuatu yang gelap dan misterius. Tahap demi tahap
kita akan digiring pada kenyataan-kenyataan mengejutkan mengenai apa yang sebenarnya
sedang terjadi di Bumi melalui karakter, Joe Brody (diperankan dengan sangat
baik oleh Bryan Cranston) yang tidak percaya bahwa segala hal yang terjadi pada
mereka hanyalah kebetulan kegiatan seismik.
Seperti kebanyakan film Hollywood
belakangan (yang tampaknya dipengaruhi oleh kesuksesan Christopher Nolan dalam The Dark Knight Trilogy), ‘Godzilla’
tidak mengandalkan pada peperangan antar monster melainkan kejelasan cerita. Sang
penulis naskah, Max Borenstein, berusaha menjaga agar setiap menit dalam film
berdurasi sekitar dua jam ini tetap patut ditunggu. Di awal film, Max akan
langsung memasukkan penemuan mengenai spora dorman di Filipina yang dari sana akan
membawa kita pada pertanyaan-pertanyaan apa yang mungkin telah terjadi dan
bayangan betapa makhluk-itu sangat besar dan benar-benar bisa menjadi ancaman.
Selanjutnya film akan digiring pada drama dengan emosi-emosi tertahan dan juga
atmosfer gelap.
Secara visual ‘Godzilla’ adalah film
yang sangat menarik. Penulis sendiri merasa (sangat) suka setiap kali melihat
kemunculan Godzilla yang tidak langsung dinampakkan utuh, melainkan kita akan
dibuat terkagum untuk kesekian kalinya mengenai betapa besarnya monster itu diciptakan
saat mereka menyorot bagian-bagian tertentu saja yang entah punggung atau
kakinya saja. Mereka juga beberapa kali menampakkan kejadian-kejadian dari
kejauhan atau bahkan angle-angle yang
tidak terbayangkan untuk menambahkan atmosfer gelap dan misterius di sepanjang film.
Banyak orang-orang yang telah menonton
film ini ataupun sekadar trailer-nya
saja membicarakan mengenai ukuran dari Godzilla yang dirasa terlalu gemuk dan
tidak seganas sebelum-sebelumnya. Itu benar, bahkan Godzilla sempat terlihat
sedikit lucu ketika di-shot dari
belakang dengan tubuh selebar itu. Tapi bagi penulis sendiri itu menjadi poin
tersendiri mengingat (mungkin) ada alasan logis yang menjadikan makhluk itu
bertubuh lebih gemuk: Godzilla selama belasan atau bahkan puluhan tahun berada
di bawah laut tanpa melakukan apapun selain makan–dan tidur.
Para pemain dalam ‘Godzilla’ seperti
Aaron Taylor-Johnson, Elizabeth Olsen, Juliette Binoche, Bryan Cranston, dan juga
lainnya bermain tidak mengecewakan, walau Aaron terkadang tampak sedikit lemah
di beberapa bagian dengan karakter Ford-nya yang sayangnya menjadi fokus
terbanyak film ini.
Secara keseluruhan, ‘Godzilla’ adalah
film yang menyenangkan–dengan ending
yang kembali mengingatkan kita mengapa film ini berjudul ‘Godzilla’ bukan yang
lainnya.
---
Tags : godzilla, gareth edwards, sci-fi-adventure
Tidak ada komentar:
Posting Komentar