[Review] Killers

Directed by Mo Brothers
IMDB Rating : 8.8 / 10 (diakses pada 6 Februari 2014)

Shuhei Nomura (Kazuki Kitamura) merupakan seorang pria karismatik asal Jepang yang memiliki sisi gelap yang mengerihkan. Ia suka membunuh orang-orang dengan cara mengenaskan dan mendokumentasikannya–untuk kemudian disebar melalui internet. Bayu Aditya (Oka Antara), seorang jurnalis Jakarta, melihat salah satu hasil ‘karya’-nya dan kemudian tanpa sengaja menemukan dirinya sendiri melakukan hal yang sama di kehidupan Jakarta.

---


Killers‘ merupakan film thriller-psikologi yang disutradarai oleh Mo Brothers (Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel) yang sebelumnya berhasil memukau para penonton di dalam dan di luar negeri lewat debut film panjang mereka berjudul Rumah Dara (2010) dan berhasil mendapat Best Actress untuk Shareefa Danish dalam Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) ketiga belas. Sebelum akhirnya bisa tayang di Indonesia pada 6 Februari 2014, ‘Killers‘ telah lebih dulu tayang di Sundance Film Festival pada 20 Januari 2014 dan di Jepang pada 1 Februari 2014.

Killers‘ sendiri bercerita tentang Nomura, pemuda asal Jepang, yang kerap membunuh serta mempublikasikan video-video sekarat korbannya ke internet dan menemukan seseorang di Jakarta melakukan hal yang sama. Dibuka dengan scene Nomura dan korban kesekiannya yang sedang bermesraan serta diikuti serangkaian kejar-tangkap dan juga sebuah kegilaan, film ini jelas ingin menawarkan sesuatu yang ‘sakit’.

Alur cerita ‘Killers‘ cukup kompleks. Film ini tidak hanya berpatok pada serangkaian kegiatan-kegiatan yang membuat kita meringkuk di kursi penonton, melainkan juga pada drama-rumit yang nantinya berperan memainkan emosi sebagaimana genre film ini (thriller-psikologi). Padanya kita akan melihat motivasi-motivasi seperti apa yang sebenarnya mendorong semua kegilaan dalam film terjadi dan bagaimana hal-hal yang sebelumnya mereka lakukan mempengaruhi mereka ke depan hingga pada akhirnya kita turut hanyut pada ‘kesakitan’ emosi.

Kazuki Kitamura, Oka Antara, dan juga para pemain lainnya dalam film ini begitu luar biasa dalam berakting–lihat bagaimana ekspresi para cast ini berubah-ubah sepanjang film. Mereka memberikan dampak terhadap karakter mereka masing-masing yang kadang memancing ketakutan, kepanikan, kesedihan, keraguan. Kita akan diajak gila bersama dengan masalah-masalah yang bahkan dipunya oleh seseorang pembunuh seperti Nomura, keluarga Bayu, serta Dharma (diperankan Ray Sahetapy).

Dan yang juga menarik perhatian dalam film ini: untuk musik, ‘Killers‘ didampingi scoring-scoring klasik yang membantu membangun suasana mencekam serta sakit itu sendiri. Sehingga saat mendengar sekaligus melihat filmnya penonton seakan dikenai kengerian tersendiri. Disertai beberapa editing-editing ‘aneh’ dengan menyisipkan beberapa scene tidak beraturan, yang sedikit-banyak mengingatkan pada ‘Stoker’ milik Park Chan-Wook, film ini terlihat semakin menarik dan penuh kejutan.

Walaupun nantinya kita akan menemukan banyak sekali kejutan di sepanjang film, baik itu dari beragam cara para-pembunuh-kita membunuh dan apa yang terjadi pada plotnya, bukan berarti kita harus mengecilkan ekspektasi ending yang mungkin saja mengecewakan. Well, Mo Brothers melakukan sesuatu yang sangat memuaskan, yang lebih sakit dari film sebelumnya–hanya saja lebih sedikit darah. Bisakah kau membayangkan itu? Sakit tapi tidak ada darah?

Film ini merobek dirimu pelan-pelan dari dalam kepala!


---


Tags :  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages