[Review] Perahu Kertas


Kugy (Maudy Ayunda) seseorang yang ingin menjadi pendongeng. Keenan (Adipati Dolken) seseorang yang ingin menjadi pelukis -namun dipaksa mengambil jurusan Ekonomi oleh Papanya. Keduanya bertemu –berkat radar Neptunus milik Kugy ataupun tidak- di Bandung. Bersama-sama dengan sahabat lama Kugy, Noni (Sylvia Fully R), dan juga pacar Noni yang sekaligus merupakan sepupu Keenan, Eko (Fauzan Smith), keempatnya menyebut diri mereka ‘pura-pura ninja’.

Kugy dan Keenan. Sebenarnya saling jatuh cinta tapi saling sembunyi. Kugy yang sudah memiliki Ojos (Dion Wiyoko) dan Keenan yang sedang dekat dengan anak pemilik galeri (Kimberly Rider), membuat keduanya saling mundur diam-diam. Bahkan demi menyembunyikan apa yang ia rasakan, Kugy rela memutuskan persahabatannya dengan Noni sementara Keenan pergi untuk bertemu dengan teman Mamanya,  Pak Wayan (Tio Pakusadewo), yang memiliki galeri di Bali.

Di Bali, bukannya memulai membasahi kanvas putih dengan kuas, Keenan justru menemui dirinya kosong. Saat itu datang Luhde (Elyzia Mulachela), keponakan Pak Wayan, yang membantu Keenan menyibakkan awan-awan di langit inspirasi Keenan. Hasilnya terciptalah sebuah kanvas berisikan seseorang yang sedang meneropong bintang jauh di atas kapalnya, yang kemudian dibeli oleh langganan Pak Wayan, Remi (Reza Rahardian).

Karel (Ben Kasyafani), kakak Kugy, sedang membantu adiknya itu untuk magang di sebuah perusahaan advertising bernama Advocado milik temannya, yang kebetulan adalah orang yang sama dengan yang membeli lukisan Keenan di Bali. Remi.

Radar Neptunus Kugy membantu lagi. Berkatnya Kugy mampu memberikan ide segar untuk iklan baru perusahan hingga akhirnya ia diangkat menjadi pekerja tetap disana dan mulai menarik perhatian Remi.

Kini di antara banyak sekali orang yang terlibat, apakah yang akan terjadi pada persahabatan dan cinta?

---

Banyak orang sudah tahu bahwa film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini adalah hasil adaptasi dari novel Dee berjudul sama, yang mengangkat kisah jatuh cinta diam-diam Kugy dan Keenan. Tak mungkin memasukkan seluruh isi cerita Perahu Kertas yang sangat kompleks ke dalam satu bagian, Hanung memutuskan untuk membaginya dalam dua bagian, yang mana bagian pertama sudah mulai tayang sejak 16 Agusuts 2012 lalu dan yang kedua akan menyusul berlayar pada bulan Oktober tahun ini.

Apa yang menjadi kelebihan dari film ini adalah sinematografi dan juga musiknya. Hampir sepanjang waktu gambar-gambar cantik itu diiringi musik-musik yang anehnya selalu terasa pas dalam menggambarkan suasana. Belum lagi penempatan humor disana-sini yang terasa begitu menguntungkan hingga membuat penonton terbahak.

Aku sempat iseng mencari titik jenuh dari film ini di tengah-tengah. Aku pikir mereka pasti ada di suatu tempat, menunggu, tapi nyatanya tidak ada. Film ini berkualitas manis.

Pemain dari film Perahu Kertas ini, baik mereka yang bermain dalam porsi besar ataupun kecil, bermain dengan sangat apik. Dan yang paling menarik perhatianku adalah Kugy (Maudy Ayunda) yang memiliki kebiasaan aneh dengan radar Neptunus yang ia punya. Kau tahu, dia akan meletakkan dua jarinya di samping kepalanya jika ia merasa perlu mencari sesuatu. Ini sungguh membuatnya sebagai karakter yang unik dan memorable.

Berhubung aku belum membaca novelnya-aku ingin, hanya saja ketika beberapa hari sebelum filmnya diputar di bioskop, stock buku tersebut telah habis dimana-mana-aku tidak bisa membandingkan antara buku dan filmnya. Tapi sejauh yang kulihat di gedung bioskop, film Perahu Kertas ini adalah salah satu yang wajib ditonton. Bagaimana mungkin? Karena selain film ini memiliki kualitas film yang selayaknya, film ini juga bercerita tentang realita bagaimana perasaan kita dan orang-orang di sekitar. Bagaimana hubungan tak langsung mereka dengan kita yang diam-diam berpengaruh setiap kali kita mengambil keputusan. Di tengah film, kau mungkin saja akan menemukan salah satu karaktermu.



Tags :  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages