[Short Story] Dunia Tak Punya Hati


Dunia berputar dengan aturan – aturan yang dibuatnya sendiri. Tak ingin berunding. Tak ingin peduli apakah ada ‘sesuatu’ yang sedang terombang – ambing di dalamnya atau tidak, ia akan terus bergerak. Mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan tanpa mengharuskannya angkat bicara dan banyak bertanya.

Awalnya aku mengira pandanganku mengada – ngada. Orang seperti dia berada disini? Menunggu angkutan umum? Aku membalikkan pandangan yang sempat kubuang. Kuperhatikan baik – baik dia dari fisik dan tingkahnya. Aku mundur. Spontan. Ada keterkejutan dari dalam diri yang menolak. Itu benar – benar dia. Kemeja, celana keper, tas kantoran. Aku tak tahu harus berkata apa sekarang. Aku tak ingin percaya tapi nyatanya itu memang dia. Hanya saja sekarang –seperti yang kulihat- beberapa ornamen andalannya telah hilang. Mukanya lusuh dengan senyum yang hampir tak terlihat. Tak ada semangat -dan yang pasti tak ada lagi mobil mewah.

Aku ingin menegur. Bertanya ini itu tentang kabarnya. Tapi siapa aku? Sahabat? Teman? Aku bukan keduanya. Aku kenal dia secara sepihak dari orang – orang yang membicarakan tentang parasnya yang di atas kebanyakan dan dari frekuensi melihatnya nongkrong di kantin kampus tiga tahun lalu dengan pembawaan tawanya yang saat itu kunilai angkuh. Kuurungkan niat. Aku hanya lanjut melihatnya dalam jarak. Mengamati.

Sekejap punggungnya hilang. Naik ke dalam ruang sebuah angkutan berwarna merah yang nantinya akan membawa pergi. Aku menanti. Saat dimana mereka akan melintas di hadapanku sebelum akhirnya berlalu dalam hitungan waktu.

Dia duduk hampir di sudut. Matanya yang kosong terlihat jelas dari kaca di hadapan yang terbuka. Posisi tubuhnya tak tegak. Tampak sedang melamun dalam duduk. Aku terpaku. Tiba – tiba merasakan sedikit getaran yang meresap dari ujung kakiku. Mulutku sedikit menganga tak mengambil nafas. Aku hilang dalam pemikiran.

Mungkin ini saatnya aku percaya –jika ingin selamat- bahwa dunia memang tak punya hati dan belas kasihan. Dimana mereka yang tak bisa atau mungkin tak lagi tahan akan ... MATI.

---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages